ADVENTURE ARGAPETA with family studio
Senin, 28 April 2014
KELIMUTU
Mount Kelimutu, with its tri-colored crater lakes, is probably the most amazing natural phenomenon in Flores. Beyond that, the ‘steaming mountain’ is also the island’s most famous tempat angker, or mystical, haunted place.
Scientific explanations aside, there are many myths about the origin of Kelimutu. This is one of the reasons why Mount Kelimutu was, and still is a sacred place for the local people. Over the years, the three crater lakes have often changed color. At present, one of the lakes is black-brown, one is green, and one is currently changing from green to a reddish color. A reason may be the varying mineral contents of the water. Another explanation suggests that the changing colors are caused by the neglected ancestral souls.
The first lake is named Tiwu Ata Mbupu (lake of the ancestors' souls ); the second is named Tiwu Nuwa Muri Koo Fai (lake of young people’s souls); and the third is called Tiwu Ata Polo (lake of evil spirits). The first and second lakes are situated close together; while the third lake is about 1.5km to the west. Kelimutu is a beautiful place at any time of the day. However, the best time to enjoy this magical place is in the early morning when the clouds haven’t yet covered the view. Many visitors prefer to see the sunrise.
The most popular and convenient starting point to visit Kelimutu is Moni, a village close to the Transflores ‘highway’. Whereas until not too long ago visitors had to hike all the way up to Kelimutu, there is now a paved road to a parking lot where you can enjoy a 30-minute walk through a lush forest full of birdsong, before entering the lake area.
Moni, too, is worth a stay. You can do many nice treks in the fertile surroundings of rice fields, forests, and hills. Relax in the hot springs nearby, look at some fine Lio ikat in the market, or enjoy a performance of local dance and music. Another starting point to Kelimutu, and a good alternative to Moni, is Detusoko village, which is about 33km from Kelimutu.
From Maumere to Moni it takes about 62km, from Ende to Moni 51km (1 hour). Daily public transport connects Bajawa and Ende with Moni. From Bajawa to Moni, it takes about 4 hours. Detusoko, the alternative starting point, is located between Moni and Ende.
Rabu, 26 Maret 2014
Sasando
SEJARAH SASANDO
Tak banyak yang tahu alat musik etnis Sasando ternyata
disukai sekelompok penikmat musik khas Indonesia di Australia, Jepang dan
Eropa. Tapi, di Indonesia sendiri, dari 200 juta lebih penduduknya, banyak yang
belum paham apa itu sasando.
Teman-teman sudah tahu banyak apa itu sasando? Bagi
masyarakat Pulau Rote, Nusa Tenggara Timur, tempat asal usul sasando, alat musik
tersebut sangat dikenal sebagai alat musik keseharian. Alat musik itu berbahan
baku dari daun pohon lontar. Di Pulau Rote, pohon lontar pada saat ini bukan
saja dijadikan sumber kehidupan karena menghasilkan tuak, sopi, gula lempeng,
gula semut, wadah pembungkus tembakau, tikar, sandal, topi, atap rumah, dan
balok bahan bangunan, melainkan lebih dari itu dianggap punya nilai lebih
karena daun pohon lontar makin sering dijadikan resonator alat musik yang
dikenal dengan sebutan sasandu atau sasando.
Asal muasal alat musik langka itu, menurut banyak tokoh adat di Pulau Rote, telah dikenal sejak Rote menjadi bagian dari daerah kerajaan kurang lebih abad ke-17. Dalam legenda memang muncul banyak versi mengenai sejarah munculnya sasando. Konon, awalnya adalah ketika seorang pemuda bernama Sangguana terdampar di Pulau Ndana saat pergi melaut. Ia dibawa oleh penduduk menghadap raja di istana. Selama tinggal di istana inilah bakat seni yang dimiliki Sangguana segera diketahui banyak orang hingga sang putri pun terpikat. Ia meminta Sangguana menciptakan alat musik yang belum pernah ada. Suatu hari ia menggembala di padang sabana. Ketika merasa lelah dan ngantuk, ia pun jatuh tertidur di bawah sebuah pohon lontar. Dalam tidur, ia bermimpi memainkan sebuah alat musik misterius. Ketika terbangun ia masih mengingat nada-nada yang dimainkannya. Saat kembali tidur, anehnya ia kembali memimpikan hal yang sama. Akhirnya, berdasarkan mimpinya itu Sangguana memutuskan membuat sebuah alat musik dari daun lontar dengan senar-senar di tengahnya. Sangguana menciptakan alat musik yang ia beri nama sandu (artinya bergetar). Ketika sedang memainkannya, Sang Putri bertanya lagu apa yang dimainkan, dan Sangguana menjawab, "Sari Sandu". Alat musik itu pun ia berikan kepada Sang Putri yang kemudian menamakannya Depo Hitu yang artinya sekali dipetik tujuh dawai bergetar.
Keindahan bunyi sasando mampu menangkap dan mengekspresikan beraneka macam nuansa dan emosi. Karena itu, dalam masyarakat Nusa Tenggara Timur, sasando adalah alat musik pengiring tari, penghibur keluarga saat berduka, menambah keceriaan saat bersukacita, serta sebagai hiburan pribadi. Kini musik sasando dikenal sebagai alat musik yang menghasilkan melodi terindah dari Pulau Rote.
Secara umum, bentuk sasando serupa dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola, dan kecapi. Tetapi, tanpa chord (kunci), senar sasando harus dipetik dengan dua tangan, seperti harpa. Tangan kiri berfungsi memainkan melodi dan bas, sementara tangan kanan memainkan accord. Ini menjadi keunikan sasando karena seseorang dapat menjadi melodi, bass, dan accord sekaligus.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Melingkar dari atas ke bawah tabung adalah ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) direntangkan dan bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Tabung sasando ini diletakkan dalam sebuah wadah setengah melingkar terbuat dari daun pohon gebang (semacam lontar) yang menjadi tempat resonansi sasando. Hingga kini, semua bahan yang dipakai untuk membuat sasando terbuat dari bahan alami, kecuali senar dari kawat halus.
Jenis-jenis sasando dibedakan dari jumlah senarnya, yaitu sasando engkel (dengan 28 dawai), sasando dobel (dengan 56 dawai, atau 84 dawai), sasando gong atau sasando haik, dan sasando biola. Karena itu, bunyi sasando sangat bervariasi. Hampir semua jenis musik bisa dimainkan dengan sasando, seperti musik tradisional, pop, slow rock, bahkan dangdut. Ada kalanya perbedaan pada cara permainan tipe sasando tertentu tergantung gaya permainan di tiap daerah, kemampuan pemain dan tidak adanya sistem notasi musik, khususnya untuk sasando gong.
Terdapat dua jenis ensembel sasando, yaitu yang terdapat di Pulau Rote, di mana sasando dimainkan untuk mengiringi nyanyian dan tabuhan gendang. Sedangkan di Pulau Sabu, dua buah sasando dimainkan bersamaan dengan iringan vokal, tetapi tanpa gendang. Dengan bentuknya dan bahan bakunya yang sederhana itu, tak aneh jika warga Australia dan Portugis setiap berkunjung ke NTT selalu membeli sasando.
Asal muasal alat musik langka itu, menurut banyak tokoh adat di Pulau Rote, telah dikenal sejak Rote menjadi bagian dari daerah kerajaan kurang lebih abad ke-17. Dalam legenda memang muncul banyak versi mengenai sejarah munculnya sasando. Konon, awalnya adalah ketika seorang pemuda bernama Sangguana terdampar di Pulau Ndana saat pergi melaut. Ia dibawa oleh penduduk menghadap raja di istana. Selama tinggal di istana inilah bakat seni yang dimiliki Sangguana segera diketahui banyak orang hingga sang putri pun terpikat. Ia meminta Sangguana menciptakan alat musik yang belum pernah ada. Suatu hari ia menggembala di padang sabana. Ketika merasa lelah dan ngantuk, ia pun jatuh tertidur di bawah sebuah pohon lontar. Dalam tidur, ia bermimpi memainkan sebuah alat musik misterius. Ketika terbangun ia masih mengingat nada-nada yang dimainkannya. Saat kembali tidur, anehnya ia kembali memimpikan hal yang sama. Akhirnya, berdasarkan mimpinya itu Sangguana memutuskan membuat sebuah alat musik dari daun lontar dengan senar-senar di tengahnya. Sangguana menciptakan alat musik yang ia beri nama sandu (artinya bergetar). Ketika sedang memainkannya, Sang Putri bertanya lagu apa yang dimainkan, dan Sangguana menjawab, "Sari Sandu". Alat musik itu pun ia berikan kepada Sang Putri yang kemudian menamakannya Depo Hitu yang artinya sekali dipetik tujuh dawai bergetar.
Keindahan bunyi sasando mampu menangkap dan mengekspresikan beraneka macam nuansa dan emosi. Karena itu, dalam masyarakat Nusa Tenggara Timur, sasando adalah alat musik pengiring tari, penghibur keluarga saat berduka, menambah keceriaan saat bersukacita, serta sebagai hiburan pribadi. Kini musik sasando dikenal sebagai alat musik yang menghasilkan melodi terindah dari Pulau Rote.
Secara umum, bentuk sasando serupa dengan instrumen petik lainnya seperti gitar, biola, dan kecapi. Tetapi, tanpa chord (kunci), senar sasando harus dipetik dengan dua tangan, seperti harpa. Tangan kiri berfungsi memainkan melodi dan bas, sementara tangan kanan memainkan accord. Ini menjadi keunikan sasando karena seseorang dapat menjadi melodi, bass, dan accord sekaligus.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Melingkar dari atas ke bawah tabung adalah ganjalan-ganjalan di mana senar-senar (dawai-dawai) direntangkan dan bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Tabung sasando ini diletakkan dalam sebuah wadah setengah melingkar terbuat dari daun pohon gebang (semacam lontar) yang menjadi tempat resonansi sasando. Hingga kini, semua bahan yang dipakai untuk membuat sasando terbuat dari bahan alami, kecuali senar dari kawat halus.
Jenis-jenis sasando dibedakan dari jumlah senarnya, yaitu sasando engkel (dengan 28 dawai), sasando dobel (dengan 56 dawai, atau 84 dawai), sasando gong atau sasando haik, dan sasando biola. Karena itu, bunyi sasando sangat bervariasi. Hampir semua jenis musik bisa dimainkan dengan sasando, seperti musik tradisional, pop, slow rock, bahkan dangdut. Ada kalanya perbedaan pada cara permainan tipe sasando tertentu tergantung gaya permainan di tiap daerah, kemampuan pemain dan tidak adanya sistem notasi musik, khususnya untuk sasando gong.
Terdapat dua jenis ensembel sasando, yaitu yang terdapat di Pulau Rote, di mana sasando dimainkan untuk mengiringi nyanyian dan tabuhan gendang. Sedangkan di Pulau Sabu, dua buah sasando dimainkan bersamaan dengan iringan vokal, tetapi tanpa gendang. Dengan bentuknya dan bahan bakunya yang sederhana itu, tak aneh jika warga Australia dan Portugis setiap berkunjung ke NTT selalu membeli sasando.
Bagian utama sasando berbentuk tabung panjang yang biasa terbuat dari bambu. Lalu pada bagian tengah, melingkar dari atas ke bawah diberi ganjalan-ganjalan
di mana senar-senar (dawai-dawai) yang direntangkan di tabung, dari atas kebawah bertumpu. Ganjalan-ganjalan ini memberikan nada yang berbeda-beda kepada setiap petikan senar. Lalu tabung sasando ini ditaruh dalam sebuah wadah yang terbuat dari semacam anyaman daun lontar yang dibuat seperti kipas. Wadah ini merupakan tempat resonansi sasando..
Selasa, 18 Maret 2014
Jika Tersesat di Gunung
JIKA TERSESAT DI GUNUNG, KAMU HARUS APA?
Mendaki gunung merambah hutan memang mengasyikkan dan bisa menimbulkan kepuasan sendiri. Hijaunya pemandangan alam yang hijau dan segar tentu akan jadi pengalaman hidup tak terlupakan.
Namun, untuk bisa mencapai puncak keindahan tersebut, kita harus siap dengan segalanya. Termasuk kemungkinan bisa tersesat.
Menjadi seorang survivor dan bertahan hidup di hutan serta mengolah makanan apa adanya adalah hal yang harus dilakukan hingga tim penolong (SAR/BNPB) datang menjemput.
Berikut tips yang harus kamu lakukan saat tersesat di gunung :
A. Sit (Duduk)
Seorang pendaki tentu akan merasa panik saat mengetahui dirinya tersesat dan tak tahu jalur pendakian. Kondisi ini biasa dirasakan saat hari mulai gelap dan muncul keputusasaan untuk mencari jalur awal pendakian. Berpikirlah secara tenang dan istirahatkan tubuh anda dengan cara duduk atau makan dan minum.
B. Thinking (Berfikir)
Berfikir jernih sangat diperlukan untuk menyelamatkan diri anda ataupun tim agar dapat meloloskan diri dari jalur yang salah. Coba fikirkan apa yang menyebabkan anda tersesat serta hindari segala keegoisan dan keapatisan terutama saat berada dalam tim.
C. Observe (Observasi)
Lakukan observasi di daerah sekitar serta Periksa persediaan makanan dan air yang ada serta perhitungkan secara matang untuk bisa digunakan bertahan. Kondisi tubuh dan tim juga harus dipertimbangkan sebaik mungkin.
D. Planning (Perencanaan)
Atur rencana dan Pertimbangkan secara matang agar tidak terjadi kesalahan dan berpengaruh pada keselamatan anda ataupun tim.
E. Terus naik menuju puncak
Gunung memiliki bagian atas yang lebih sempit dibandingkan di bawah. Sehingga bila anda tersesat dan terus naik ke atas, daerah akan semakin sempit sehingga mempermudah pencarian jalur yang benar. Semua jalur pendakian akan bertemu di puncak sehingga dapat menemukan jalur yang anda inginkan untuk turun.
F. Gunakan penanda
Pasanglah tanda dipersimpangan yang membingungkan. Jadi, Jika ternyata jalur yang anda pilih salah maka anda dapat kembali ke persimpangan awal dengan berpatokan pada tanda-tanda yang tadi sudah anda pasang. Hal ini untuk mencegah agar anda tidak “tersesat setelah tersesat”.
G. Berhati-hatilah saat turun dari puncak
Saat turun dari puncak, tetap jaga kebersamaan dan jarak dengan teman anda. Perbedaan jarak bisa berubah menjadi malapetaka jika kita tidak berhati-hati saat turun dari puncak. kabut tebal tiba-tiba muncul dan menutup jarak pandang. Jangan sampai salah mengambil jalur. Jika anda menyimpang sekian derajat dari jalur yang benar dan terus bergerak lurus turun dari puncak, penyimpangan tersebut akan semakin besar.
H. Niat dan berdo'a untuk melaksanakan prosedur bertahan hidup
Ketika tersesat, jangan memaksakan diri untuk menemukan jalur yang benar, khususnya ketika hari menjelang gelap. Gunakan waktu malam untuk beristirahat. Minta pertolongan melalui do'a, yakinlah Alloh (Tuhan) akan memberi keselamatan kepada kita.
Share dengan sesama Penggiat alam bebas -
Semoga bermanfaat, Jabat Salam Topi Rimba
by: Suara Persaudaraan Alam Semesta Indonesia
Mendaki gunung merambah hutan memang mengasyikkan dan bisa menimbulkan kepuasan sendiri. Hijaunya pemandangan alam yang hijau dan segar tentu akan jadi pengalaman hidup tak terlupakan.
Namun, untuk bisa mencapai puncak keindahan tersebut, kita harus siap dengan segalanya. Termasuk kemungkinan bisa tersesat.
Menjadi seorang survivor dan bertahan hidup di hutan serta mengolah makanan apa adanya adalah hal yang harus dilakukan hingga tim penolong (SAR/BNPB) datang menjemput.
Berikut tips yang harus kamu lakukan saat tersesat di gunung :
A. Sit (Duduk)
Seorang pendaki tentu akan merasa panik saat mengetahui dirinya tersesat dan tak tahu jalur pendakian. Kondisi ini biasa dirasakan saat hari mulai gelap dan muncul keputusasaan untuk mencari jalur awal pendakian. Berpikirlah secara tenang dan istirahatkan tubuh anda dengan cara duduk atau makan dan minum.
B. Thinking (Berfikir)
Berfikir jernih sangat diperlukan untuk menyelamatkan diri anda ataupun tim agar dapat meloloskan diri dari jalur yang salah. Coba fikirkan apa yang menyebabkan anda tersesat serta hindari segala keegoisan dan keapatisan terutama saat berada dalam tim.
C. Observe (Observasi)
Lakukan observasi di daerah sekitar serta Periksa persediaan makanan dan air yang ada serta perhitungkan secara matang untuk bisa digunakan bertahan. Kondisi tubuh dan tim juga harus dipertimbangkan sebaik mungkin.
D. Planning (Perencanaan)
Atur rencana dan Pertimbangkan secara matang agar tidak terjadi kesalahan dan berpengaruh pada keselamatan anda ataupun tim.
E. Terus naik menuju puncak
Gunung memiliki bagian atas yang lebih sempit dibandingkan di bawah. Sehingga bila anda tersesat dan terus naik ke atas, daerah akan semakin sempit sehingga mempermudah pencarian jalur yang benar. Semua jalur pendakian akan bertemu di puncak sehingga dapat menemukan jalur yang anda inginkan untuk turun.
F. Gunakan penanda
Pasanglah tanda dipersimpangan yang membingungkan. Jadi, Jika ternyata jalur yang anda pilih salah maka anda dapat kembali ke persimpangan awal dengan berpatokan pada tanda-tanda yang tadi sudah anda pasang. Hal ini untuk mencegah agar anda tidak “tersesat setelah tersesat”.
G. Berhati-hatilah saat turun dari puncak
Saat turun dari puncak, tetap jaga kebersamaan dan jarak dengan teman anda. Perbedaan jarak bisa berubah menjadi malapetaka jika kita tidak berhati-hati saat turun dari puncak. kabut tebal tiba-tiba muncul dan menutup jarak pandang. Jangan sampai salah mengambil jalur. Jika anda menyimpang sekian derajat dari jalur yang benar dan terus bergerak lurus turun dari puncak, penyimpangan tersebut akan semakin besar.
H. Niat dan berdo'a untuk melaksanakan prosedur bertahan hidup
Ketika tersesat, jangan memaksakan diri untuk menemukan jalur yang benar, khususnya ketika hari menjelang gelap. Gunakan waktu malam untuk beristirahat. Minta pertolongan melalui do'a, yakinlah Alloh (Tuhan) akan memberi keselamatan kepada kita.
Share dengan sesama Penggiat alam bebas -
Semoga bermanfaat, Jabat Salam Topi Rimba
by: Suara Persaudaraan Alam Semesta Indonesia
OEHALA
Terletak
tidak jauh dari kota SoE, air terjun yang berada di desa Oehala ini menawarkan
suasana yang rindang dan sejuk, cukup menyenangkan untuk melepas penat dan
menikmati kesegaran alam yang masih asri. Dinginnya air yang mengalir di air
terjun dan view yang sungguh indah dari air terjun ini jadi tampak kontras dari
udara pulau Timor yang terkenal panas, terutama pada musim kemarau.
Desa Oehala,
desa di mana air terjun berada sekitar 10 km dari kota SoE. Sebagai salah satu
andalan tempat wisata kabupaten Timor Tengah Selatan, air terjun Oehala belum
mendapat sentuhan dari pemerintah setempat. Jalan menuju ke sana sangat sulit
ditemukan apabila teman-teman belum pernah ke air terjun ini, seperti yang saya
bilang pada cerita-cerita sebelumnya, belum adanya rambu-rambu yang menerangkan
arah ke Oehala.
Beberapa ruas jalan yang rusak ditambah jalan masuk ke dalam yang melalui jalan setapak karena aspalnya sudah banyak berlubang menambah lama perjalanan. Oh iya... Soe ini masih jauh loh teman-teman dari kota Kupang, kira-kira bisa sampai 2,5 jam perjalanan normal menggunakan kendaraan pribadi.
Beberapa ruas jalan yang rusak ditambah jalan masuk ke dalam yang melalui jalan setapak karena aspalnya sudah banyak berlubang menambah lama perjalanan. Oh iya... Soe ini masih jauh loh teman-teman dari kota Kupang, kira-kira bisa sampai 2,5 jam perjalanan normal menggunakan kendaraan pribadi.
Tapi tenang
saja begitu kaki teman-teman sampai di sana, mata teman-teman akan disambut
panorama air terjun yang cukup menawan baik untuk sekedar mandi, untuk
dipandangi dan jangan lupa juga untuk diabadikan. Untuk itu jangan lupa membawa
kamera jika teman-teman ke air terjun Oehala.
Begitu sampai di tempat wisata, teman-teman disambut dengan tangga dari semen menurun sekitar 40 anak tangga dengan jarak yang pendek-pendek. Begitu anak tangga itu habis maka sebuah aliran air yang jernih mengalir di batu yang berwana putih dengan aksen hijau (bukan lumut) menyapa....
Nah... dari sini teman-teman bisa melihat tangga yang terus menurun, juga beberapa tingkat air terjun langsung menyergap mata. Setidaknya terdapat 7 tingkat besar air terjun, itu tidak termasuk beberapa anakan kecil. Undakan-undakan air terjun ini memberikan keunikan tersendiri seolah-olah meminta teman-teman untuk memilih tingkat yang paling menggoda teman-teman untuk berendam.
Beberapa lopo juga telah dibangun untuk sarana teman-teman beristirahat, teruslah turun ke bawah karena beberapa tingkat air terjun masih menunggu mata teman-teman untuk menerkamnya. Begitu kaki dicelupkan ke air, segarnya air seolah mengisi energi kita, sunguh segar. Rasanya tidak lengkap kalau kita tidak merendam badan kita. Aliran air di air terjun Oehala cukup deras, mungkin beberapa kita bisa menggunakan untuk terapi pijat air. Bagi yang menyukai foto, sebaiknya menunggu diatas jam 16.00. Saat itu waktu terbaik untuk mendapatkan panorama tanpa terganggu teriknya matahari yang menerobos dedaunan yang cukup rindang. Siapkan tripod atau bolehlah handheld jika tangan kita kuat, karena rindangnya dedaunan pasti akan membuat kamera kita agak lambat shutterspeednya.
Nah, waktu kembali ini yang jadi masalah. Tangga yang curam seolah-olah menyedot habis semua energi kita sehingga begitu sampai di atas kita merasa capek. Untuk itulah kita butuh bekal makanan waktu di bawah, karena tak ada penjual makanan sama sekali di sini.
Kalau haus lupa membawa air, tidak masalah, minum saja dari air terjun ha.. ha.. ha..
Senin, 17 Maret 2014
KOLBANO
Pantai Kolbano tampak dari atas.
Jembatan Noelmina sebelum ke arah Kolbano.
Suasana ceria anak-anak bermain di pantai Kolbano.
Perjalanan menuju Kolbano.
Pantai Kolbano yang dipenuhi dengan batu-batu warna.
Jembatan Noelmina sebelum ke arah Kolbano.
Suasana ceria anak-anak bermain di pantai Kolbano.
Perjalanan menuju Kolbano.
Pantai Kolbano yang dipenuhi dengan batu-batu warna.
Ini dia salah satu pantai yang terdiri dari
bebatuan yang ada di Indonesia, namanya pantai Kolbano, di NTT. Letaknya di
Desa Kolbano masuk dalam wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan, Propinsi Nusa
Tenggara Timur. Pantai ini tidak seperti pantai yang lainnya, tidak dihiasi
pasir putih tetapi justru membuat patai ini unik adalah hamparan bebatuan warna
warni di sepanjang pantai. Batuan di pantai ini berukuran sedang dan memiliki
warna yang beraneka ragam, seperti hitam, kuning, hijau, merah dan ada yang
memiliki warna unik, percampuran dari tiga warna ( merah, krem dan hijau ).
Batu-batu ini biasanya dipakai untuk batu taman ataupun untuk hiasan akuarium.
Pantai Kolbano dapat ditempuh melalui perjalanan
darat dari Kupang, transportasi ke pantai ini hanya ada 1 kali dalam 1 hari. Jadi
teman-teman harus menyusun rencana perjalanan terlebih dahulu untuk ke pantai
ini. Biasanya mulai pukul 06.00 wita. Jadi, jika teman-teman tiba di
Kupang pada siang atau sore hari, dapat dipastikan teman-teman harus menginap
terlebih dahulu selama satu malam di kota Kupang dan menghabiskan waktu untuk
jalan-jalan di tempat lain sambil menunggu transportasi keesokan harinya menuju
Pantai Kolbano.
Sekali lagi sebaiknya teman-teman menginap
terlebih dahulu di Kupang kemudian melanjutkan perjalanan keesokan harinya
menggunakan travel atau angkutan darat yang menuju Kolbano., anda dapat
menggunakan jasa travel atau bus kota jurusan Kolbano dengan membayar ongkos
seharga Rp.60.000,-.
Atau teman-teman bisa menggunakan mobil pribadi,
dari kota Kupang teman-teman bisa ambil jalan ke arah Soe, setelah mencapai daerah
Takari dan melewati jembatan panjang Noelmina, teman-teman langsung ambil arah
ke kanan tujuan Bena, setelah mencampai Bena ikuti jalan terus nanti akan
menemui jalan di pesisir pantai selatan pulau Timor ini. Diharapkan
berhati-hati karena jalan ke arah Kolbano ini relatif kecil. So... kunjungi dan
nikmati keindahan pantai Kolbano ini. Jaraknya dekat kok hanya ssekitar 158 km
dari kota Kupang.
Minggu, 16 Maret 2014
TESBATAN
Air Terjun Tesbatan berada di Kecamatan Amarasi. Berjarak kurang lebih 54 km dari kota Kupang, NTT, dapat dijangkau dengan transportasi umum dan pribadi. Air Terjun Tesbatan dengan spesifikasi daya tariknya yang mempunyai beberapa tingkat, yang lokasinya diantara Desa Tesbatan yang berfungsi melindungi hutan-hutan di Desa Tesbatan. Memiliki panorama yang asli dan indah serta berhawa dingin. Disamping itu juga tempat untuk rekreasi mandi dan kemping, tempat ini banyak menghasilkan sayur-sayuran untuk kebutuhan Kota Kupang. Bagi teman-teman yang akan mengunjungi tempat ini bisa menggunakan kendaraan pribadi dari kota Kupang ke arah Oesao, dari pertigaan pasar Oesao ambil arah Oekabiti (belok kanan), dari pasar Oesao ini perjalanan masih cukup jauh sepanjang 20km melalui hutan-hutan kecil. Selama perjalanan banyak-banyaklah bertanya kepada warga sekitar karena tidak ada penunjuk jalan yang jelas. Sesampai area air terjun, teman-teman bisa melanjutkan perjalanan dengan jalan kaki melewati jalan setapak (hati-hati karena sebelah kiri anda jurang yang cukup dalam). Setelah jalan kaki selama 10 menit teman-teman bisa nikmati air terjun Tesbatan ini.
Air terjun ini terdiri atas beberapa tingkat, yang paling diminati oleh masyarakat kota Kupang adalah tingkatan bagian atas. Air terjun Tesbatan, di percaya oleh masyarakat sekitar bahwa ada "makhluk gaib" yang menjaga tempat itu dari sebuah goa yang terletak di dasar kolam di bawah air terjun itu. Pemandangan air terjun dengan air yang sangat bening, udara sejuk dan panorama yang indah serta alamiah. Tidak jauh dari lokasi tersebut terdapat mata air kehidupan yang khasiatnya dapat menyembuhkan berbagai penyakit.
Rabu, 19 Februari 2014
Alor
Alor merupakan sebuah nama Kabupaten yang terdapat di Provinsi Nusa Tenggara Timur,
berbentuk Kepulauan yang juga disebut sebagai Pulau Alor. Pulau ini
memiliki keindahan alam yang luarbiasa dan juga sebagai lintasan
pelayaran Internasional ke Samudera Pasifik. Ibukota dari Kabupaten Alor
yaitu Kalabahi, sedangkan luasnya adalah 2.864,6 km².
Langganan:
Postingan (Atom)